GM Academy

GM Academy

Perbedaan Magang RPL SMK dan Mahasiswa: Mana yang Lebih Menantang?

Ilustrasi Komputer (Sumber: Unsplash)

Magang di Dunia RPL, Apa Bedanya?

Gm Academy - Dunia Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) kini menjadi salah satu jalur karier yang paling diminati, baik oleh siswa SMK maupun mahasiswa. Magang RPL untuk siswa SMK telah menjadi pengalaman wajib yang

mengasah keterampilan teknis sejak dini, sementara magang di tingkat mahasiswa menawarkan tantangan yang lebih kompleks dan lebih dekat dengan dunia profesional. Tapi, di antara keduanya—mana yang lebih menantang?

Memahami perbedaan keduanya tidak hanya penting bagi siswa atau mahasiswa yang akan menjalani program magang, tetapi juga bagi perusahaan yang ingin memberikan pengalaman terbaik. Kini akan membahas

perbandingan antara magang RPL SMK dan mahasiswa secara mendalam, mulai dari durasi, tujuan, hingga tantangan di lapangan.


Durasi dan Tujuan Magang: SMK vs Mahasiswa

Durasi Magang

Magang untuk siswa SMK umumnya berlangsung antara tiga hingga enam bulan, tergantung pada kebijakan masing-masing sekolah. Kegiatan ini biasa dikenal dengan istilah Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Sementara itu, magang untuk mahasiswa bisa berlangsung lebih lama, yaitu enam bulan hingga satu tahun. Durasi ini biasanya terjadi dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberi fleksibilitas lebih besar.


Tujuan Magang

Bagi siswa SMK, tujuan utama magang adalah mengenal dunia kerja, memahami lingkungan profesional, dan mengaplikasikan ilmu dasar seperti HTML, CSS, PHP, atau Java sederhana.

Sebaliknya, mahasiswa magang bertujuan untuk mendalami keterampilan inti dalam pemrograman dan pengembangan sistem. Fokus mereka lebih pada pengembangan backend/frontend kompleks, manajemen proyek, serta kerja tim dengan metode agile.


Tuntutan Dunia Kerja

Perusahaan cenderung memberikan beban kerja ringan dan pengawasan ketat kepada siswa SMK, sementara mahasiswa diharapkan bisa bekerja lebih mandiri, bahkan terlibat langsung dalam tim produksi.


Kompetensi Dasar: Bekal Ilmu dan Skill

Keterampilan Teknis

Siswa SMK umumnya masih berada di tahap penguasaan dasar. Proyek mereka biasanya berupa pembuatan website portfolio sederhana atau aplikasi kasir berbasis desktop.

Di sisi lain, mahasiswa sudah menguasai konsep seperti struktur data, pemrograman berorientasi objek (OOP), hingga penggunaan framework populer seperti Laravel atau React. Proyek mereka dapat berupa integrasi API, sistem manajemen inventaris, atau aplikasi mobile yang kompleks.


Soft Skill

Kedua jenjang ini juga mengalami perkembangan soft skill dengan cara yang berbeda.

Siswa SMK didorong untuk belajar disiplin, mengikuti prosedur kerja, dan mengenal etika kerja dasar. Mahasiswa, di sisi lain, dituntut untuk mampu memecahkan masalah, berkomunikasi efektif dalam tim, dan mengelola waktu secara profesional.

Contoh proyek magang untuk siswa SMK bisa berupa sistem absensi berbasis web atau katalog produk digital sederhana. Untuk mahasiswa, proyek yang ditangani bisa lebih menantang, seperti sistem booking online, dashboard monitoring, atau chatbot berbasis kecerdasan buatan.



Tantangan dan Peluang: Siapa Lebih Siap Terjun ke Industri?

Adaptasi dan Kesiapan Mental

Siswa SMK umumnya menghadapi tantangan dalam hal adaptasi budaya kerja dan kedisiplinan waktu. Banyak di antara mereka yang baru pertama kali merasakan ritme dunia profesional.

Mahasiswa biasanya lebih siap secara mental, namun juga menghadapi tekanan yang lebih besar karena ekspektasi terhadap kontribusi mereka lebih tinggi.


Tugas dan Tanggung Jawab

Siswa SMK lebih banyak diberikan kegiatan asistensi, observasi, dan tugas kecil yang sifatnya mendukung. Sebaliknya, mahasiswa dapat dipercaya untuk mengerjakan modul fitur, menulis dokumentasi teknis, hingga melakukan riset teknologi secara mandiri.


Benefit dan Peluang Lanjut

Dalam hal keuntungan, mahasiswa cenderung memperoleh uang saku, sertifikat, serta peluang kerja setelah magang. Untuk siswa SMK, uang saku tidak selalu tersedia, meskipun mereka tetap mendapatkan sertifikat. Peluang untuk langsung direkrut setelah magang pun relatif kecil.

Magang RPL baik untuk siswa SMK maupun mahasiswa memiliki tantangan masing-masing sesuai dengan tingkat kesiapan dan tujuan belajarnya. Siswa SMK mungkin menghadapi kesulitan dalam beradaptasi, 

sementara mahasiswa harus menghadapi tantangan teknis dan profesional yang lebih berat. Namun, yang paling penting bukanlah siapa yang lebih unggul, melainkan bagaimana setiap 

individu memanfaatkan momen magang untuk tumbuh dan berkembang. Baik SMK maupun mahasiswa, keduanya memiliki kesempatan besar untuk membangun portofolio, memperluas 

jaringan profesional, dan mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.


Ilustrasi Komputer (Sumber: Unsplash)

FAQ:

1. Apakah siswa SMK bisa ikut magang di perusahaan startup besar?
Ya, tetapi biasanya dengan pengawasan ekstra. Banyak startup membuka peluang PKL untuk SMK, khususnya yang menunjukkan minat dan kemampuan di bidang tertentu.


2. Apakah mahasiswa wajib ikut magang untuk lulus kuliah?
Tergantung pada kebijakan kampus. Namun, kebanyakan program studi teknik atau informatika mewajibkan magang sebagai bagian dari kurikulum.


3. Apakah perusahaan wajib memberikan uang saku kepada peserta magang?
Tidak wajib, tetapi banyak perusahaan memberikan kompensasi kepada mahasiswa magang, terutama jika mereka berkontribusi signifikan pada proyek.


4. Bagaimana cara siswa SMK mempersiapkan diri agar magangnya lebih maksimal?
Belajar dasar-dasar pemrograman dengan baik, jaga sikap profesional, dan terbuka terhadap masukan selama masa magang.


5. Apakah pengalaman magang mahasiswa bisa dicantumkan di CV untuk melamar kerja?
Tentu saja. Pengalaman magang, apalagi yang melibatkan proyek nyata, sangat bernilai untuk memperkuat CV dan daya saing di dunia kerja.

Artikel ini ditulis oleh Ika Kurnia Sari, Team Internship GM Academy Web ID
GM Academy
Jasa Pembuatan Website UMKM
GM Academy